Selasa, 24 Desember 2013

lanjutan Sebening Ketulusan Hati 4

 HANCUR

Ketukan pintu kamar membangunkanku, "Neng, bangun, sholat subuh", ucap ibuku. Aku tebangun, menyalakan lampu kamarku, melihat jam dinding. Sudah menunjukan pukul 5.00. AKu terbangun dari tempat terbaringku, sejenak mengambil wudhu kemudian sholat. Masih jam 5 lebih beberapa belas menit, ku melihat lemari es. Yah, ada terigu di atas freezer, yang beberapa menit yang lalu telah ibuku masukkan ke dalam kulkas. Aku tersenyum, ku iris bawang, kulihat di lantai dua lemari es ada potongan tempe. Ku goreng. Inilah hobiku setiap pagi hari, memasak nasi goreng dan gorengan tempe, atau bisa juga midog, sebuah kocokan telur yang diisi mie rebus yang sudah masak. Janm enampun sebenarnya makanan sudah siap. Keluarga besarku mulai sarapan pagi, ya semuanya ludes. Jam 6 biasanya sudah mulai antri mandi. Maklumlah, kami keluarga besar dengan 9 bersaudara. Namun kami bahagia dapat bersama-sama. Aku biasa mandi jam 6.30 karena setelah memasak kemudian sarapan, aku meneruskan dengan menyapu dan membereskan rumah. Jam 7.45 biasanya aku shalat duha terlebih dahulu, minimal 2 rakaat, kalau masih sempat terkadang 4 rakaat. Berdo'a agar aktivitas hari ini lancar. Aku tiba di sekolah biasanya saat bel berbunyi. Terkadang temanku meledek "Aduh rumah yang paling jauh", ucap mereka, bercanda. Terkadang mereka bilang bahwa rumahku di surabaya, perlu naik helikopter agar bisa tiba dengan cepat. Yah, hanya senda gurauan saja.

Aku tahu, hari ini tanggal 27. Ya, hari ulang tahunnya. Aku lupa untuk mengucapkannya tengah malam. Padahal jauh-jauh hari aku telah berniat. Namun aku takut salah, aku takut tgl itu bukan tanggal ulang tahunnya karena dia tidak mencantumkannya di identitas media sosial. Dan ternyata memang benar, tak ada yang mengucapkan ulang tahun melalui media sosial. Saat di sekolah pun orang-orang seperti biasa saja kepadanya. Walaupun memang saat pulang sekolah sempat terdengar ada yang mengucapkan ulang tahun padanya. Aku tak berani untuk mengucapkannya. Lagipula, saat ulangtahunku tepat bulan kemarinpun dia tak peduli. Takada ucapan sedikitupun, entah melalui media sosial apalagi di dunia nyata.

Namun hati kecilku selalu berdo'a, aku harap kan dapat menjadi lelaki terbaik, semoga orang-orang di sekitarmu selalu ada dan menemani untukmu. Aku hanya bisa mengirimkanmu doa, tidak seperti mereka. Aku masih ingat, saat itu aku mendengar bahwa ternyata kau akan merayakan ulang tahunmu di rumah Novia. Aku bahagia, namun akupun sedih. Aku sebelumnya memang tahu bahwa kau pasti memiliki hubungan yg spesial dengannya, ya mungkin walau hanya sekedar teman dekat.

"Eh, katanya Atat merayakan ulang tahunnya di rumah Novia" ucap Dewi. "Wah, rame atuh ya", ucapku sambil tersenyum kemudian terdiam, seketika itu aku berkata "Punya no. atat?", "Punya atuh. Adeuuy untuk apa?" ucap dewi. "ngga", ucapku sambil tersenyum. "Rame loh smsan sama atat, asli da" ucap dewi sambil tersenyum. Aku hanya menjawabnya dengan senyuman balik. Aku memang sempat mempunyai no.a, tp ternyata dia memberi nomor yang salah saat aku pinta nomor hp anak-anak sekelas. Entah siapa, yang pasti pemilik nomor itu adalah perempuan. Nomor yang satunya lagi malah tak aktif. Aku hampir putus asa dan tak pernah mau lagi mencari tahu nomornya.

Namun malam itu, aku berfikir, aku ingin mngucapkan sepatah kata saja padanya karena ini adalah hari spesial baginya. Sempat aku tak bernyali, aku takut. Aku sempat putus asa, aku sempat ingin menghapus nomor itu. Namun entah gerakan hati dari arah mana, aku pun mengirimkannya sms ucapan selamt ulang tahun. Dia menjawab dengan begitu sombongnya "Siapa ya?"., balasnya. Akupun mengakui diriku, aku bukan orang yang pandai bersembunyi di balik sebuah identitas palsu. Akhirnya diapun tahu padaku, dan ternyata benar, dia orang yang asik. Aku semakin bersemangat menjalani hidup. Niatku bukan untuk hal yang bukan-bukan, namun saat aku mendapat sms darinya, batinku seolah melayang, aku malah semakin bersemangat saat belajar karena seakan-akan aku telah ditemani olehnya. Yang pasti aku berniat untuk bisa dekat dengannya walaupun hanya melalui handphone. Karena memang pada dunia asli, dia tampak seperti dirinya yang tak terlalu menganggapku. Yang bisa kami lakukan di dunia nyata hanyalh berbalas senyum, mengobrol dengannya adalah hal yang amat sangat membuat hatiku tercengang. Dia berdiri saja di sampingku, aku merasakan sutu kebahagiaan yang amat jarang ku temukan. Walau dengan hal itu, aku sudah bahagia. Oleh karena itu, walau dengan perasaan yang amat mendalam ini, aku tetap merasa terjaga, karena aku tahu batasan-batasan hubungan ini. Mendapat senyuman darinya saja adalah anugrah terindah bagiku, kami tak melakukan hal yang melebihi itu. Aku bahagia dengan perasaanku yang begitu bersih dan bening ini. Aku merasakan cinta suci yang agung dari Sang Pencipta. Merasakan indahnya mencintai seseorang dengan berbagai kesederhanaan, bukan tuntutan dan nafsu belaka. Tapi perasaan yang bisa menuntunku ke arah yang lebih gemilang.

Siang itu, aku meminjam hp Srie. Ya biasa sajalah, hanya ingin melihat-lihat. Hp blackberry, menjadi tren masa itu. Di barisan meja belajarku saja ada sekita enam orang yang memakai handphone blackberry, termasuk Nissa. Sempat sekejap aku merasa iri dan minder dengan keadaan teman-teman sekelasku yang bisa mengikuti tren zaman. Tapi hati kecilku berkata, itu hanyalah kebahagiaan sesaat. Aku tak boleh menghamburkan rezeki orang tuaku, aku sudah memiliki handphone pun sudah sangat bersyukur, daripada tak punya. Aku pun melihat galeri album di hp Srie. Kulihat ada banyak potret saat ulang tahun Putra. Ya, dengan Novia. Aku tahu aku hancur. Aku hancur bukan karena benci, tapi aku terkadang menjadi menyalahkan diriku sndiri. Aku terkadang menjadi tak percaya diri dengan keadaanku. Melihat Novia yang begitu cantik, baik, bisa merayakan ulang tahun putra. Aku tak bisa seperti dia. Aku seakan seperti gelas yang benar-benar hancur hingga menjadi butiran kaca yang amat kecil.  Terkadang kesedihan itu hanya kututupi, dan menyembunyikan kesedihan itu seperti apa rasanya? tertekan, terluka, tak ada yang tahu tentang perasaan hatiku saat itu, bahkan Nissa sekalipun. Aku selalu menyalahkan diriku. Namun inilah keadaan hati yang naik turun, terkadang aku sangat bahagia, namun jangan kira, kesedihan yang amat mendalam pun pasti akan menempel di dinding hatiku.

Terkadang aku kesal padanya. Dia sudah punya pacar, dia bisa dekat dengan teman sekelas, tapi mengapa dia cuek padaku?! mengapa dia tak mengerti perasaanku! Akupun ingin dekat denganmu, seperti mereka. Namun hati kecilku berkata, bahwa aku tak pantas. Aku tak pantas bisa sedekat itu dengannya seperti Novia, dan akupun tak mungkin merasakaan dicintainya seperti dia mencintai pacarnya. Aku seperti orang gila saat itu. Malam hari ini, aku memiliki target. Aku harus menyelesaikan lks sejarahku yang amat begitu panjang isinya. Sambil menangis, melihat fotonya di hp nokiaku, ku kunci kamarku, dan kukerjakan LKS ku. Aku memang lemah, aku hanya bisa menangis, hanya karena hal itu. HANYA KARENA HAL KECIL ITU. Namun aku mengerti, aku tak menyalahgunakannya, dengan segala hiruk pikuk keadaan batinku, aku dapat menyelesaikan targetku. tertidur, sambil menciptakan pulau airmata di atas bantal biruku, bersama kegelapan.

***
5


PENGHAPUS LUKA
Malam ini malam pertama aku bisa dekat dengannya. Kami saling berbalas pesan dengan menggunakan bahasa inggris. Sunggauh amat membahagiakan, dia membalas pesanku dengan penuh keceriaan. Yang kami bahas adalah "feeling" atau dalam kata lain adalah "perasaan". Sepertinya dia tahu apa yang kurasakan. Aku bahagia bila memang itu terjadi kenyataannya. Keesokan harinya, senyuman dari malam tadi belum hilang. Hari ini ulangan praktik seni tari. Aku menunggu bagianku di luar, tampak para lelaki kerajaan pripat sedang latihan menari di kelas xi ipa 2. Kami bertukar kelas pada saat itu, maklum agar tidak ribet memindahkan speaker. Aku mengintipnya dari luar. Saat kulihat dia menari, membawa tongkat, sungguh aku terkesima bukan main. Dengan gayanya yang khas dan keren itu membuat hatiku amat luluh. Dia tersenyum. Sungguh, saat dia menari adalah saat-saat yang paling ku rindukan. Tariannya yang lucu membuatku dapat tersenyum tak henti di sepanjang hariku.Aku tak dapat membendung perasaan ini, aku amat mencintaimu~

Tidak ada komentar:

Posting Komentar